Dalam pengaturan pendidikan apa pun, kunci keberhasilan pembelajaran adalah mendefinisikan masalah atau konsep dengan jelas, mengidentifikasi siapa audiensnya dan mengapa itu penting bagi mereka dan mendiskusikan bagaimana menyelesaikan atau menjelaskan masalah atau konsep tersebut. Jika siswa Anda tidak dapat melihat pentingnya materi pelajaran, kemungkinan mereka akan mengabaikannya sebelum Anda dapat mempelajari inti dari materi tersebut.
Tapi Anda tidak perlu melakukan tindakan mencolok untuk menarik perhatian pelajar Anda. Menggunakan pembelajaran berbasis skenario dan teknik bercerita merupakan cara yang sangat efektif untuk meningkatkan keterlibatan, pemahaman dan retensi sekaligus memberikan siswa konteks yang relevan untuk mencerna informasi.
Pembelajaran berbasis skenario membenamkan orang dalam setting realistis, simulasi atau alur cerita yang mengharuskan mereka untuk mengatasi masalah atau kasus menggunakan informasi yang mereka kumpulkan dan keterampilan yang mereka kembangkan selama sesi. Pembelajaran berbasis skenario juga menawarkan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari dari sesi dan tugas sebelumnya, membantu mereka untuk memasukkan temuan mereka ke memori jangka panjang. Aplikasi pengetahuan praktis yang aktif ini juga memungkinkan pelajar untuk melihat manfaat pembelajaran dengan cepat, menjadikannya lebih efektif dibandingkan dengan studi teoritis.
Perhatikan juga bahwa penting untuk memasukkan sebanyak mungkin elemen interaktif ke dalam pembelajaran eLearning Anda, terutama ketika kelas online kekurangan banyak interaksi tatap muka yang disediakan ruang kelas tradisional. Untuk menghidupkan sedikit lebih banyak kehidupan ke dalam skenario Anda, cobalah membuat "karakter" yang dapat dihubungkan oleh siswa Anda, termasuk dialog yang biasanya terjadi dalam situasi seperti itu, dan aktifkan emosi peserta melalui bercerita.
Dan berbicara tentang membuat cerita, meskipun konotasinya agak aneh (Anda mungkin langsung mengaitkan istilah itu dengan dongeng, berkelompok atau nongkrong), bercerita terbukti secara ilmiah meningkatkan retensi. Otak kita terhubung secara lebih emosional dengan pesan-pesan yang disampaikan pada pelajar.
Ketika otak Anda mengalami peristiwa emosional, dopamin kimia dilepaskan ke dalam sistem, membantu Anda mengingat detail dan mengingat informasi dengan akurasi yang lebih besar. Selain itu, otak seseorang bergantung pada dua area spesifik untuk memproses fakta dan angka, sedangkan cerita yang diceritakan dengan baik mengaktifkan beberapa area lain, termasuk korteks frontal, sensorik, dan motorik. Jadi, jangan meremehkan kekuatan memasukkan konten Anda dengan narasi atau beberapa contoh anekdot.