Sekolah menjadi tempat bagi generasi suatu bangsa dalam mengenyam pendidikan. Namun, sekolah dapat menjadi rutinitas yang sangat membosakan bagi para siswa ketika ia hanya dipaksa untuk mengerjakan suatu hal yang tidak pernah mereka sukai. Coba bayangkan, umumnya, di Indonesia masuk sekolah pada jam 7:00 pagi dan pulang pada pukul 13.00 WIB. Selama jam pelajaran tersebut, mereka akan diajarkan berbagai macam ,mata pelajaran yang sejatinya tidak semua mata pelajaran tersebut diperlukan oleh siswa. Tetapi, karena mereka semua mencoba untuk memburu nilai, mereka pun mengikuti pelajaran tersebut walaupun terdapat penolakan dari dalam dirinya.
Hal seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia, hal serupa juga bisa terjadi di negara mana pun yang masih lebih mengutamakan nilai dari mata pelajaran daripada kemampuan alami dari pelajarnya. Memang, pengetahuan seperti ini dapat membantu siswa mengenali bakat yang ada dalam dirinya, tetapi apa artinya suatu bakat jika kenyataannya praktik yang dilakukan di sekolah sangat minim dan hanya fokus pada materi-materi saja?
Selama beberapa decade terakhir, metode pendidikan “jadul” ini diterapkan diberbagai negara. Meskipun ada sekolah menengah kejuruan, ini pun masih belum bisa memastikan pelajarnya menguasai materi pelajaran yang sudah diajarkan di sekolah ketika mereka diminta untuk praktik. Beruntungnya, teknologi yang semakin berkembang, membantu banyak sekali siswa untuk bisa tumbuh secara mandiri.
Mereka yang tidak suka dengan suatu mata pelajaran disekolah, dapat menyalurkan bakatnya dengan bantuan teknologi. Melakukan latihan-latihan mandiri yang pada akhirnya mampu mengembangkan bakat yang memang sudah sesuai dengan passionnya. Selain bantuan teknologi, banyaknya metode pendidikan yang bisa diambil oleh seseorang dengan metode e-learinng dan education on demand, seperti memutus jeratan tali metode pendidikan yang membosankan tersebut.
Dengan e-learning, pelajar bisa mempelajari materi-materi sekolah yang bisa langsung melihat sisi praktiknya seperti apa. Bukan lagi gambaran atau imajinasi yang didapat, tetapi ia bisa mempraktikkan sendiri di rumah bermodalkan video tuntunan praktik yang didapatkan dari keikutsertaannya sebagai siswa e-learning. Sedangkan dengan metode pendidikan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan atau yang dikenal dengan education on demand, pelajar bisa mendapatkan materi dan praktik yang langsung diajarkan atau pengajar yang bukan hanya sebatas guru, melainkan orang yang memiliki pengalaman di bidangnya. Metode pendidikan seperti inilah yang kini telah mengubah apa yang dulunya membosankan menjadi lebih menyenangkan. Karena, pelajaran yang diterima lebih mengarah pada apa yang mereka inginkan, bukan untuk mempelajari hal-hal yang tidak berhubungan dengan minatnya sama sekali.
Ilustrasi (c) Unsplash.com