Hari-hari ketika belajar dianggap sebagai proses pasif untuk menerima ide-ide dan informasi baru sudah lama berlalu. Saat ini, pembelajaran yang efektif bersifat energik, aktif dan dapat ditindaklanjuti, dan mendorong penerapan ide dan informasi baru. Jenis pembelajaran ini disebut sebagai “pembelajaran aktif”.
Definisi E-Learning Aktif
Sebuah pendekatan instruksi online yang secara aktif melibatkan peserta didik melalui percakapan, pemecahan masalah, studi kasus, permainan peran dan metode lainnya. E-learning aktif menempatkan tanggung jawab yang lebih besar pada pelajar untuk terlibat, mengintegrasikan, dan menerapkan.
3 Pokok utama dalam E-Learning Aktif,
- Mempromosikan pemikiran tingkat tinggi seperti aplikasi, analisis, dan sintesis
- Melibatkan pelajar pada tingkat yang jauh lebih dalam
- Memungkinkan peserta didik untuk menerapkan dan mentransfer pengetahuan mereka dengan lebih baik.
Lalu Mengapa E-Learning Masih Stagnan Di Banyak Lembaga Saat Ini?
Salah satu unsur utama untuk menumbuhkan budaya e-learning aktif dalam lembaga adalah tim kepemimpinan yang mengakui dan mempromosikan tujuan dan nilai pembelajaran aktif. Memahami bahwa pembelajaran berkelanjutan memiliki peran yang lebih besar karena dapat secara efektif mengatasi beberapa tantangan terbesar lembaga mereka, dan bahkan membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Tentu saja, tidak ada pemimpin yang bisa melakukannya sendiri. Tanpa Sumber Daya Manusia (SDM) dan pendukung administratif sebagai pendukung, budaya belajar aktif tidak mungkin terwujud. Tetapi dengan visi, panduan, dan pemberdayaan di seluruh tim dengan fungsional dari para pemimpin sangat penting untuk membuat perubahan terjadi. Faktor kunci yang fundamental untuk berhasil menumbuhkan budaya e-learning aktif di semua jenis lembaga.
1. Advokasi eLearning
Membuat manfaat dan hasil pembelajaran aktif diketahui dan dipahami secara luas, di semua tingkatan pelajar. Ini akan memicu pelajar yang ingin mengembangkan diri dan lembaga mereka agart tidak menganggap belajar sebagai tugas, tetapi semangat.
2. Beberapa metode pelatihan
Transisi ke e-learning dapat menjadi tantangan, apalagi ke e-learning aktif. Kembangkan strategi lembaga yang mencakup insentif, dan persaingan sehat melalui gamifikasi, untuk memastikan perubahan budaya yang meluas.
3. Budaya inovatif
Motivasi pengajar untuk menerima cara belajar baru yang aktif dan menarik ini. Lembaga yang menganut e-learning aktif dan bersemangat untuk melewati ambang batas.
4. Merangkul teknologi
Hindari mengambil kesenangan dari belajar dengan teknologi yang kompleks atau tumpang tindih. Sebaiknya, manfaatkan satu platform yang dirancang khusus untuk pelajar, yang dirancang khusus untuk lembaga Anda agar pelajar dapat dengan mudah mengadopsinya. Ini menghilangkan stigma bahwa e-learning kikuk, membosankan, kompleks, atau mahal.
5. Adopsi umum
Jangan batasi program e-learning Anda hanya pada satu departemen. Solusi e-learning yang cerdas dapat digunakan di semua lembaga dan semua tingkat pelajar, meletakkan dasar untuk pertumbuhan.
6. Sejajarkan penerapan dengan tujuan pembelajaran
Luncurkan program e-learning ke pengejar dan departemen yang dapat membuat dampak terbesar terlebih dahulu, lalu lanjutkan dengan penerapan untuk pelajar. Dengan begitu Anda akan mendapatkan hasil awal dan mengurangi pemborosan kesempatan dan sumber belajar. Setiap hari adalah kesempatan bagi pengajar untuk belajar dan berkembang.