Model pembelajaran yang dikenal dengan Flipped Classroom jika diperkenalkan di Indonesia, mungkin akan menjadi model pembelajaran yang aneh dan tidak masuk akal. Jika saat ini saja ketika Indonesia baru menerapkan school from home karena COVID-19, banyak meme bertebaran dengan deskripsi “Dulu sekolah bawa hape dilarang, sekarang dilarang ke sekolah namun belajar dari hape”. Inilah salah satu bentuk penolakan yang terjadi pada masyarakat kita terhadap dunia pendidikan yang telah diperbarui. Apalagi jika mereka mendengar Flipped Classroom di mana sekolah dilakukan dirumah, sedangkan di kelas mereka mempraktekkan hasil pembelajarannya di rumah. Untuk mengenal fliiped classroom yang lebih rinci, Anda dapat membaca artikel kami ini. Selanjutnya, apa saja yang harus dijadikan prioritas dalam pendidikan dengan metode flipped classroom? Ini daftarnya untuk Anda:
1. Lingkungan belajar yang fleksibel
Ketika Anda mulai menjalankan metode pembelajaran flipped classroom, maka Anda harus ingat bahwa proses belajar harus fleksibel. Artinya, pelajar tidak harus belajar di dalam kelas atau diluar ruang kelas saja. Mereka dapat belajar di mana pun termasuk di rumah. Pada poin ini kita akan lebih kenal dengan school from home. Yang membedakan adalah pemberian materi bukan dari pengajr melainkan dari pelajar.
2. Budaya dalam belajar
Kita tahu saat mengikuti proses pembelajaran tradisional , semua pelajar berpusat pada pengajar, ruang kelas yang dihadiri oleh seluruh siswa untuk mengikuti pelajaran. Siswa mengikuti materi dan pelajaran, dan pengajr memainkan peran sebagai "pemandu". Budaya seperti ini hanya ada dalam metode kelas tradisional, dalam flipped classroom, budaya belajar pun berubah. Pelajar dan pengajar dapat bertukar posisi, dimana pelajar memberikan materi sedangkan pengajar mengoreksi materi.
3. Sumber daya konten dan materi
Pengajar yang menjalankan model pembelajaran flipped classroom selalu mencari cara untuk memaksimalkan waktu kelas mereka sehingga pelajar terlibat secara aktif dalam pembelajaran dan praktik langsung.
4. Profesionalisme pengajar
Model pembelajaran flipped classroom mengharuskan pengajar untuk terus memantau siswanya untuk mengidentifikasi siapa yang membutuhkan bantuan. Pengajar harus responsif dan fleksibel, dan mereka harus memahami bahwa gaya mengajar yang aktif ini membutuhkan keterampilan pedagogis. Meskipun kurang terlihat, pengajar harus tetap berada sebagai pemimpin proses belajar untuk membina pelajar melalui model pendidikan flipped classroom ini.
Ilustrasi (c) Unsplash.com