Pasca pandemi ini, kami ingin kembali kepada Anda untuk mengenal lebih dalam tentang blended learning dan bagaimana itu akan menjadi bagian mengajar dan belajar pada era new normal (adaptasi Tata Kehidupan Baru (TKB)) di kampus. Ketika Covid-19 pertama kali mulai menyebar, semua perguruan tinggi benar-benar lengah dan bergegas mencari solusi karena mereka berpusat pada pengajaran dan pembelajaran yang sepenuhnya dilakukan secara tradisional.
Blended learning telah lama dikenal lebih efektif daripada salah satu konstituennya - yaitu pembelajaran secara langsung atau pembelajaran online. Tetapi bagi banyak universitas hal ini masih menjadi satu hal yang baru. Hingga saat ini mereka hanya menggunakan pengajaran langsung (tradisional) dan sekarang membutuhkan dukungan untuk menawarkan pembelajaran online dengan kursus yang tepat. Perguruan tinggi dapat membuat konten online sendiri atau memanfaatkan konten dari kolega di universitas lain. Untuk universitas dan instruktur yang ingin membangun sumber daya tambahan, tentunya mereka dapat berkolaborasi atau dengan melakukan secara mandiri dengan menggunakan sistem Learning Management System (LMS)
Institusi akademik di seluruh dunia menggunakan kini telah menjalankan metode pembelajaran utama dalam tiga cara:
- Untuk dengan cepat dan mudah menambahkan kursus online baru atau bahkan seluruh bidang studi ke dalam sistem e-katalog mereka untuk menarik dan melayani lebih banyak siswa
- Untuk mendukung fakultas dengan lebih banyak sumber daya digital untuk dimasukkan ke dalam kelas mereka
- Uuntuk memberikan kesempatan belajar seumur hidup kepada staf pengajar, staf dan alumni.
Reaksi fakultas bervariasi ketika mereka berputar ke media ini karena tidak pernah mengajar online sebelumnya. Banyak yang telah mengimplementasikannya dan tidak akan pernah kembali ke metode pembelajaran tradisional, sementara yang lain tidak sabar untuk kembali ke pendekatan tradisional. Maka dari itu, ketika seluruh tatanan kehidupan masyarakat berubah karena TKB, maka blended learning dapat menjadi adopsi yang paling tepat bagi pelajar dan pengajar. Kita tahu, kika sebelumnya di dalam ruangan dapat diisi oleh 20 orang, karena TKB ini pelajar yang bisa masuk hanya sekitar 10 orang. Dengan cara ini, kampus dapat menerapkan metode belajar separuh online separuh tradisional. Tentunya ini akan menjadi lebih terasa adil apabila proses dilakukan secara rolling yang sudah disiapkan oleh kampus.
Dengan penggunaan sistem LMS akan membantu pengajar dan pelajar menyampaikan maupun menerima materi dengan lebih mudah dalam blended learning. Tidak ada lagi kendala yang harus dibesar-besarkan karena masalah COVID-19 ini, pasalnya EdTech (Education Technology) sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu, hanya saja kita yang belum memaksimalkannya. Maka dari itu, mulailah dengan menggunakan sistem LMS dari AkuBelajar.ID dan jadikan proses belajar dan mengajar di sekolah/kampus Anda yang sesuai dengan Tatanan Kehidupan Baru (TKB). Informasi lebih lanjut, silakan hubungi kami melaui email di hi@akubelajar.id.
Ilustrasi (c) Unsplash.com