Di Indonesia, e-Learning dianggap sebagai metode pendidikan yang tidak mencerminkan pendidikan. Banyak orang yang memprovokasi dengan mengatakan bahwa e-Learning bukanlah sistem pendidikan dan hanya membuat anak-anak memiliki alasan untuk memiliki gadget. Hal ini sangat sering terjadi di perkampungan dan pedesaan bahkan juga di sebagian perkotaan. Pemikiran seperti ini tentu merupakan pemikiran yang salah. Sudah seharusnya Indonesia lebih sadar dan menerima kehadiran e-Learning di negeri ini.
Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) pun telah mengambil langkah yang tepat dengan menyarankan sekolah di rumah melalui e-Learning. Meskipun dikenalnya e-Learning di Indonesia dikarenakan pandemi COVID-19, setidaknya sisi positifnya adalah pemerintah menjadi lebih berani untuk mengambil keputusan e-Learning yang sejatinya dianggap lebih efektif sejak lama di luar negeri. Keterlambatan ini pun diakui oleh Kemendikbud sebagai lembaga pemerintah yang menangani pendidikan. Hal ini disebutkan dalam rilis yang dimuat di website Kemendikbud pada 2005 silam yang mana di Indonesia baru benar-benar mengadopsi sistem e-Learning secara nasional hingga ke pelosok desa baru pada tahun 2020 ini.
Namun, apakah benar kita terlambat untuk mengadopsi e-Learning di Indonesia? Tentu tidak, sekalipun kita terlambat namun kita dapat mengingat sebuah pepatah “lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali”. Dari keterlambatan ini, pendidikan di Indonesia masih bisa mengadopsi e-Learning dengan baik dan efektif. Pihak sekolah/universitas dapat mengadopsi sistem e-Learning dengan berbagai macam cara seperti pengembangan secara internal, menggunakan open source atau dengan melakukan menggunakan sistem cloud LMS yang disediakan oleh layanan penyedia LMS seperti AkuBelajar.ID.
Tentunya, dari masing-masing keputusan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun, dalam proses implementasi dan kemudahan dalam pengembangan, penggunaan sistem LMS dari penyedia layanan jauh lebih efisien dan menghemat biaya. Karena, sistem LMS yang ditawarkan merupakan sistem yang sudah siap pakai dan dapat diimplementasikan dengan mudah baik oleh pelajar dan pengajar.
COVID-19 memang belum berakhir, kita sudah harus hidup bersama dengan penyakit ini sampai vaksin ditemukan. New Normal diperkenalkan sebagai tata kehidupan baru berdampingan dengan COVID. Meskipun kita benar-benar kembali pada dunia normal sebelum COVID, pendidikan dengan metode e-Learning harusnya tidak perlu ditinggalkan. Karena, e-Learning merupakan metode pendidikan yang efisien dan memiliki ruang yang tak terbatas yang tentunya akan membantu para pelajar dan pengajara lebih maksimal dalam menerima dan menyampaikan materi kepada pelajar. Salah satu kelebihan dari e-Learning adalah personalisasi pembelajaran untuk menyeimbangkan antara materi yang diberikan oleh pengajar dengan minat dari pelajar itu sendiri. Ketika pelajar mendapatkan pembelajaran dari apa yang mereka minati, tentu proses belajar mereka akan lebih menyenangkan.
Ilustrasi (c) Unsplash.com