Pola dasar kegiatan belajar flipped classroom terbagi ke dalam dua bagian, yaitu:
- Kegiatan belajar di rumah sebelum masuk kelas
- Kegiatan belajar di kelas.
Pola dasar tersebut dapat berkembang sesuai kebutuhan (kondisi) sekolah masing-masing. Di antaranya ada yang mengembangkan menjadi tiga tahap, yaitu;
- Kegiatan siswa belajar mandiri di rumah,
- Kegiatan siswa belajar tatap muka di sekolah,
- Evaluasi dan tindak lanjut.
Ketiga tahapan ini dapat dikembangkan sekaligus menjadi alur pembelajaran dari model ini. Agar lebih jelas tiga tahap tersebut dapat dirinci ke dalam kegiatan belajar yang lebih spesifik. Berikut adalah contoh kegiatan belajar yang mungkin dapat dilakukan dalam pembelajaran model flipped classroom dengan tiga langkah.
1. Kegiatan di rumah sebelum masuk kelas
Agar pembelajaran terarah dan siswa tidak bingung, guru perlu memberikan tugas yang jelas terkait apa yang harus dilakukan oleh siswa di rumah. Oleh karena itu, hal pertama yang harus guru lakukan adalah memberikan tugas. Dalam model flipped classroom, tugas hendaklah yang sederhana dan tidak terlalu rumit, sehingga mudah dilakukan oleh siswa. Misalnya menonton tayangan video pembelajaran, mendengarkan audio, membaca teks, atau multimedia interaktif, dll. Tugas yang diberikan sebaiknya tidak terlalu banyak, misal hanya satu judul video saja dengan durasi kurang lebih 15 menit. Judul bahan belajar dan di mana bahan belajar tersebut dapat diperoleh harus diberitahukan kepada siswa, agar siswa fokus pada materi yang akan dipelajari. Akan lebih baik lagi kalau bahan belajar tersebut merupakan media pembelajaran yang sudah disiapkan atau dibuat oleh guru.
2. Kegiatan belajar di kelas
Dalam pertemuan tatap muka di kelas, banyak pilihan metode yang dapat guru lakukan, antara lain; presentasi, diskusi kelompok, galeri, praktikum, dll. Misal guru memilih diskusi kelompok. Tempat duduk siswa diatur dalam formasi diskusi kelompok dengan tetap menjaga jarak. Guru dapat mempersilahkan siswa untuk menceritakan tentang apa yang telah mereka pelajari di rumah secara bergantian. Berikanlah keleluasaan siswa untuk bercerita dan berikan kesempatan siswa lain untuk menanggapi, sehingga terjadi diskusi. Apabila siswa ada kesulitan, guru dapat membantu memberikan penjelasan.
Selain diskusi, bisa juga dipilih metode galeri. Dalam metode ini, siswa dipersilakan memasang display atau galeri hasil belajarnya di rumah, baik dalam bentuk gambar, teks, ataupun hasil karya. Tergantung kepada materi pelajaran. Hasil karya siswa tersebut bisa dipajang di meja masing-masing atau ditempel di dinding. Galeri dapat dikunjungi oleh siswa lainnya secara bergantian. Pengunjung diberikan kesempatan untuk memberikan komentar atau sekedar memberikan tanda bintang atau gambar jempol. Banyak contoh metode lainnya yang dapat dikembangkan oleh guru. Intinya, kegiatan belajar tatap muka sebaiknya dibuat bervariasi, membuat siswa aktif dan mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna, serta tetap jaga protokol kesehatan. Dalam hal ini guru harus dapat menahan diri untuk tidak memanfaatkan waktu tatap muka untuk mengajar dengan memberikan ceramah sepanjang waktu.
3. Kegiatan tindak lanjut
Pada tahap ini, guru dapat memberikan apresiasi, saran, motivasi dll bagi siswa agar tetap semangat belajar. Guru juga dapat mengaitkan pembelajaran yang telah dipelajari hari ini dengan kehidupan nyata siswa baik saat ini maupun pada masa yang akan datang. Sehingga siswa mengerti makna penting dari pengalaman belajar yang telah dilaluinya. Kesempatan tatap muka dapat juga digunakan untuk memberikan tugas pada putaran flipped classroom selanjutnya.
Ilustrasi (c) Unsplash.com