Setiap sekolah/kampus dapat menjalankan e-learning dengan mudah. Namun, apakah mereka bisa memastikan bahwa e-Learning yang mereka terapkan di sekolahnya berhasil? Tidak semua sekolah dapat memastikan hasil dari e-Learning yang mereka terapkan. Bahkan, untuk metode e-Learning di Indonesia dapat dikatakan masih sangat jauh dari standar. Karena, kebanyakan dari sekolah-sekolah masih menerapkan sistem e-learning yang tidak terpusat. Artinya, pengajar masih mengandalkan media email atau aplikasi obrolan untuk menerima dan mengirimkan materi. Lalu, bagaimana cara untuk memastikan bahwa e-Learning yang diterapkan berhasil?
1. Aksesibilitas
Terlepas dari jenis e-learning apa yang diberikan untuk pelajar, aksesibilitas adalah faktor penting. Peserta didik perlu mengakses materi yang diberikan oleh pengajar, yang dapat berupa buku pegangan atau buku kerja, portofolio, catatan, video, dan grafik.
E-learning telah menyoroti berapa banyak orang yang lebih suka belajar menggunakan berbagai sumber daripada mengandalkan buku teks yang tidak memenuhi gaya belajar aural, visual, dan kinestetik. Banyak penyedia pembelajaran e-learning telah menemukan bahwa menggunakan keseimbangan sumber daya memungkinkan orang untuk memproses dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari, tidak peduli gaya belajar mereka.
Fakta bahwa pembelajaran online memungkinkan pengguna untuk kembali ke video dan menontonnya lagi membuat pembelajaran lebih mudah dikelola, terutama ketika seorang pelajar mungkin tidak memahami suatu konsep pada awalnya. Oleh karena itu, mereka memiliki banyak kesempatan untuk belajar dan memproses informasi yang merupakan bagian integral dari pembelajaran.
2. Keterukuran
Seperti pembelajaran pendidikan yang ditawarkan dalam pengaturan yang lebih konvensional, kelas e-learning harus memiliki hasil terukur yang ditentukan sebelum pelajaran dimulai. Ini harus dinyatakan dengan jelas sehingga pelajar tahu bahwa mereka telah mencapai tujuan pelajaran sebelum melanjutkan ke materi berikutnya. Ini sesederhana memasukkan daftar periksa sederhana. Tidak semua pembelajaran e-learning dilengkapi dengan sertifikasi, akreditasi, atau kualifikasi setelah selesai. Namun, setidaknya, mereka harus memiliki serangkaian tujuan yang ingin dicapai.
3. Strategi komunikasi
Salah satu manfaat e-learning adalah mahasiswa sering memiliki akses langsung ke dosen/guru atau tutor jika mereka membutuhkan bantuan untuk memahami konten, menyelesaikan tugas, atau mempersiapkan penilaian. Ini adalah sesuatu yang banyak siswa yang mengambil pembelajaran tradisional menemukan tantangan. Agar berhasil, platform pembelajaran online harus memiliki strategi komunikasi yang jelas dan efisien untuk memastikan bahwa pelajar dapat mengakses kontak mereka secara langsung dan mendapatkan saran yang mereka butuhkan. Rincian kontak ini harus disampaikan dengan jelas kepada siswa pada awal pembelajaran. Juga harus ada pedoman tentang waktu dan konten yang tepat untuk komunikasi karena aturan ini menentukan perilaku yang sesuai pada platform komunikasi.