Universitas bersedia menghabiskan jutaan, bahkan milyaran rupiah untuk digunakan dalam pendanaan penelitian, namun seringkali lebih enggan berinvestasi secara proporsional dalam pengembangan pendidikan berbasis teknologi. Padahal, jika kita melihat apa yang dilakukan lembaga pendidikan di luar negeri, investasi di bidang teknologi pendidikan meningkat dengan valuasi nilai investasi di bidang teknologi pendidikan ini mencapai US $ 16,3 miliar pada tahun 2018. Berikut adalah lima bentuk teknologi pendidikan tinggi yang paling banyak berinvestasi:
1. Data dan informasi yang berorientasi pada siswa
Salah satu cara efektif di mana universitas dapat memanfaatkan teknologi untuk memberi manfaat kepada mahasiswa adalah melalui penggunaan data dan penyebaran informasi. Teknologi ini dapat digunakan untuk menganalisis data siswa guna meningkatkan tingkat kepuasan dengan mengatur tugas dan jadwal agar menciptakan beban kerja yang lebih merata. Teknologi ini juga menyediakan informasi dengan mudah bagi siswa, menerbitkan tenggat waktu individu, umpan balik dan nilai sementara melalui portal universitas, lingkungan belajar virtual dan aplikasi seluler.
2. Investasi dalam perangkat lunak, bukan hanya perangkat keras
Berinvestasi dalam teknologi untuk universitas berasal dari perangkat lunak, bukan hanya perangkat keras. Daripada memberi siswa lebih banyak komputer dan tablet, investasi pendidikan lebih baik dihabiskan untuk aplikasi, situs web dan perangkat lunak yang dapat diakses siswa dari perangkat pribadi mereka. Selain itu, perangkat lunak juga bisa dikembangkan untuk menyederhanakan cara staf universitas berkomunikasi dan berkolaborasi, baik secara internal maupun eksternal.
3. Pengiriman digital, tagging dan umpan balik
Penelitian yang dilakukan oleh JISC terhadap ekspektasi yang berubah dari siswa di era digital menemukan bahwa adanya ekspektasi yang sangat tinggi saat menyerahkan tugas dan menerima nilai serta umpan balik secara digital. Investasi dalam teknologi pendidikan tinggi yang memfasilitasi hal ini tidak hanya akan membuat siswa Anda lebih mudah dan tingkat kepuasan mereka lebih tinggi, tetapi juga dapat meringankan beban kerja staf administrasi secara signifikan.
4. Pendekatan inovatif untuk Home Education
Sementara lingkungan belajar online terus mendapatkan popularitas, pembelajaran tatap muka masih jauh dari kehilangan statusnya sebagai standar pendidikan. Pendekatan terbalik adalah menggabungkan yang terbaik dari keduanya dengan membalikkan peran tradisional dari kuliah dan pekerjaan rumah. Siswa hanya perlu menonton kuliah online kemudian menghadiri kelas untuk melaksanakan tugas berdasarkan penjelasan yang diberikan melalui video membuat penggunaan ruang kelas dan waktu guru lebih efektif.
5. Aplikasi pembelajaran seluler
Beberapa investasi terbesar dalam teknologi seluler telah datang di negara-negara yang sedang berkembang. Cina adalah salah satu investor terbesar dalam teknologi pendidikan dan telah memusatkan sebagian besar investasinya pada pembelajaran seluler. hal-hal seperti aplikasi berbahasa Inggris dan game edukasi seluler. Negara-negara berkembang seperti India dan Brazil juga telah melakukan investasi yang signifikan dalam teknologi pendidikan tinggi. Indonesia pun kini juga sudah mulai mempertimbangkan pengembangan aplikasi pembelajaran seluler. Baik melalui pengembangan dari perusahaan swasta atau dengan menggunakan sistem LMS (Learning Management System) berbasis cloud yang dapat dibuka melalui media hybrid (laptop dan seluler).