Tahun lalu telah menunjukkan kepada kita peran berharga yang dapat dimainkan oleh Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS) dalam memungkinkan pembelajaran online (e-Learning, School From Home), hybrid dan bahkan tatap muka. Tentu saja, memilih LMS yang tepat dapat menjadi tantangan. Anda perlu membandingkan vendor, ulasan, dan fitur. Tetapi sebelum Anda bisa sampai di sana, ada pertanyaan mendasar yang perlu Anda jawab: cloud atau on premise? Kedua opsi tersebut dapat memiliki kelebihan dan tantangannya masing-masing. Menentukan mana yang tepat untuk Anda pada akhirnya bermuara pada pemahaman kebutuhan Anda dan bagaimana Anda berencana untuk menggunakan LMS Anda. Pada artikel kali ini, kita akan melihat alasan utama mengapa institusi memilih LMS cloud
Apa itu Cloud LMS vs. LMS on Premise?
Untuk memastikan kita semua berada di halaman yang sama, kami akan mendefinisikan secara singkat apa yang kami maksud dengan setiap istilah:
Cloud LMS: Merupakan sistem yang dijalankan sebagai perangkat lunak sebagai layanan atau model (SaaS), di mana penyedia pihak ketiga menyediakan sistem dan membuatnya tersedia untuk pengguna melalui ssistem berlangganan.
LMS on-Premise: Merupakan sistem yang ditawarkan sebagai produk dan di-host di server yang umumnya dimiliki atau dikelola oleh institusi akademik.
Jadi, Mengapa Orang Memilih Cloud LMS Dibanding On-Premise? Jawabannya adalah Keandalan Sistem.
Ada beberapa faktor yang dapat membantu membuat LMS dapat diandalkan: keamanan, pemeliharaan, skalabilitas, dan pemulihan bencana.
1. Keamanan
Dengan LMS berbasis cloud, vendor bertanggung jawab atas keamanan sistem. Penyedia dapat menyertakan berbagai tindakan keamanan bawaan, dari transmisi yang aman dan perlindungan jaringan hingga sistem masuk tunggal (SSO), manajemen kerentanan, serta ancaman dan perlindungan end point, yang akan memberi Anda ketenangan pikiran mengetahui platform Anda dan datanya akan disimpan dengan aman.
2. Pemeliharaan
Keandalan dan ketersediaan LMS dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pemeliharaan sistem, peningkatan, dan gangguan layanan. Dua istilah yang mungkin Anda kenal meliputi:
- Downtime: Jumlah waktu sistem atau aplikasi tidak beroperasi. Ini bisa tidak direncanakan (misalnya, malfungsi perangkat lunak atau perangkat keras) atau direncanakan (misalnya, pemeliharaan terjadwal).
- Uptime: Ukuran waktu tersedianya sistem atau aplikasi. Dengan kata lain, seberapa andal sistem Anda?
3. Skalabilitas
Saat memilih LMS, penting untuk tidak hanya mempertimbangkan kebutuhan Anda saat ini. Anda juga harus melihat rencana dan sasaran masa depan untuk membantu Anda menemukan teknologi yang siap tumbuh dan berkembang bersama Anda. Salah satu manfaat dari LMS berbasis cloud adalah seberapa baik infrastrukturnya dapat beradaptasi dengan pergeseran teknologi serta perubahan yang berkembang dalam penggunaan. Anda dapat memperkirakan peningkatan di tahun-tahun mendatang, dan Anda juga dapat merespons dengan cepat kebutuhan tak terduga yang disebabkan oleh krisis.
4. Disaster Recovery
Bencana, baik yang disebabkan oleh kesalahan perangkat lunak, kegagalan perangkat keras, atau insiden berbahaya lainnya dapat secara serius memengaruhi ketersediaan LMS. Bahkan pemadaman singkat dapat mencegah siswa untuk dapat mengakses konten kelas atau mengirimkan tugas. Itulah mengapa penting untuk memiliki rencana pemulihan bencana atau yang dikenal dalam istilah cloud service dengan Disaster Recovery (DR) yang efektif (prosedur, kebijakan, dan proses untuk merespons dan memulihkan setelah gangguan) untuk melindungi sistem Anda dari waktu henti dan kehilangan data.